Jikabelajar dari Rusia era Uni Soviet, sistem pendidikan di negara itu dirancang untuk melahirkan kader bangsa dengan tiga ciri penting: bertanggung jawab, memikul wewenang dan berani , sementara sistem pendidikan di Indonesia adalah dalam usaha menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Related PapersGlobalisasi memang tak terelakkan sebagai akibat langsung perkembangan teknologi komunikasi, informasi, transportasi yang mempercepat hubungan antar manusia tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Globalisasi di satu sisi berjasa membuat hidup manusia lebih ber ke majuan, progresif; di sisi lain globalisasi juga bertanggung jawab telah membuat kehidupan sebagian umat manusia lebih menderita. Bila kemajuan merupakan tujuan dari globalisasi, para penentangnya meman dang telah mengalami kegagalan kolosal. Kekuatan-kekuatan pasar dan birokrasi internasional telah mendikte aturan-aturan dengan akibat-akibatnya yang telah terbukti di seputar Belanda dan Jepang Mungkin telah berakhir puluhan tahun yang lalu, namun sampai dengan hari ini Indonesia masih dijajah tidak hanya oleh Belanda dan Jepang, melainkan berbagai negara asing yang secara tidak langsung menjajah Indonesia. Penjajahan modern ini terjadi melalui arus Globalisasi. Di mana berbagai pengaruh asing masuk ke Indonesia bahkan Indonesia menjadi market pelemparan produk dari negara asing. Bagaimana sikap seorang warga negara dapat menjadi individu yang mampu berpartisipasi dalam upaya menghentikan budaya kekerasan, menyelesaikan konflik di dalam masyarakat secara damai berdasarkan Pancasila, memiliki wawasan berbangsa dan bernegara serta nasionalisme yang tinggi. Fenomena penjajahan modern ini berlangsung bertahun-tahun seakan mementahkan tujuan mulia negara yang tercantum dalam konstitusi. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat seringkali menimbulkan korban. Hak asasi manusia kerap dikesampingkan demi pemenuhan ekonomi semata. Keamanan bangsa dan negara melemah akibat budaya korupsi yang menjerat berbagai element penyelenggara negara. Memehami hakikat sebuah negara adalah langkah penting untuk menghadirkan kembali Indonesia yang sesungguhnya. Wawasan kebangsaan, ketahanan nasional serta sikap anti korupsi merupakan hal penting yang akan menjadi pondasi untuk mengembalikan negeri ini kepada hakikan keberadaannyaLaporan Utama Menakar Reforma Agraria dalam Visi MisiSumber daya manusia Islam di Indonesia seakan sudah sangat terbiasa berpandangan sebagaimana cara kerja organisasi barat tanpa disertai adaptasi dengan lokalitas. Meminjam istilah fiqh, kebiasaan tersebut memupuk perangai taqlid mengikuti tanpa mengetahui alasan dan mengendorkan ijtihad berusaha menyelesaikan perkara organisasi dengan cara Islam. Hal tersebut menjadi agenda yang mendesak bahwa sumber daya manusia Islam harus melakukan reformasi pengetahuan modern yang pada gilirannya bakal berdampak besar pada kemaslahatan umat Islam. Islam merupakan agama terbesar di Indonesia dengan persentase mencapai kurang lebih 85% dari total populasi penduduk. Maka menggali praktik manajemen kinerja pada organisasi di Indonesia kurang lebih sama halnya dengan mencari jawaban apakah Islam memiliki rule of the game, mekanisme, sistem, cara kerja organisasi yang berpengaruh, khususnya dalam dialektikanya dengan lokalitas.
Bukupedoman siswa dalam belajar Bahasa Indonesia sesuai kurkulum 2013 Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Percobaan Sains Sederhana. by Abdur Rahman As`Ari and Veny iswantiningtyas. Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF. Permen 37 Tahun 2018 61. KI-KD SD SMP SMA Lengkap

Oleh Aris Adi LeksonoHakikat pendidikan adalah mengubah kondisi tidak tahu menjadi tahu, dari tidak sadar menjadi sadar, dari statis menjadi dinamis, dari apatis menjadi peduli dan inovasi lainnya. Perubahan positif yang ditimbulkan juga diharapkan berjalan sistematis dan terus-menerus. Pada posisi kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam kontribusi dalam upaya mewujudkan cita-cita kebangsaan yang tertuang dalam pembukaan UUD dalam konteks kebangsaan, sistem pendidikan idealnya selaras dengan arah pembangunan bangsa dan negara, serta cita-cita kemerdekaan Indonesia. Sebagai yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."Spirit cita-cita kemerdekaan yang hakiki juga telah mendorong lahirnya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan rumusan Pasal 3 "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab". Sedikit membuat analisisa dari kedua rumusan tersebut, jika hakikat pendidikan untuk perubahan lebih baik, sesuai cita-cita kemerdekaan, maka seakan ada aspek yang butuh proses yang cukup panjang untuk dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan dengan rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut. Satu contoh, kata adil dalam cita-cita kemerdekaan, dengan kata apa tujuan pendidikan nasional menjawab untuk mendukung terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sementara pada sistem pendidikanlah, harapan masa depan bangsa dan negara mendalamnya, benarkah sistem pendidikan nasional dengan ketimpangan rumusan tujuan, akan dapat menghantarkan bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaan yang hakiki? Bagi kaum behaviorisme jawabannya "pasti bisa" dengan tetap membangun romantisme masa lalu. Tapi bagi kaum konstruktivisme jawabannya "on going process", tapi tak tahu proses itu akan mencapai atau mendekati tujuan utama. Secara taktis untuk mendukung terwujudnya tujuan pendidikan nasional telah diterapkan dan dikembangkan berbagai model kurikulum pendidikan. Mulai kurikulum 2006 hingga kurikulum 2013. Mulai dari penekanan pada kompetensi kongnitif, psikomotor, hingga afektif. Mulai dari transfer pengetahuan, pengalaman, pengamalan hingga karakter. Tapi alih-alih mendekati mencapai tujuan pendidikan atau tujuan kemerdekaan. Faktanya indeks korupsi semakin naik, budaya baca semakin lemah, tradisi dan budaya yang mencerminkan nilai Pancasila semakin luntur. Padahal mestinya proses yang berjalan itu bergerak mendekati tujuan. Tentu tidak bisa dinafikan bahwa memang ada faktor global yang mempengaruhi laju mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang selaras dengan cita-cita kemerdekaan pidato yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama dalam Pengukuhan Pimpinan Pusat dan Rapat Kerja Nasional di Lombok, NTB, 25/02 bahwa orientasi pendidikan nasional harus diluruskan kembali sesuai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana yang diberitakan oleh media NU Online, bahwa "pendidikan selama ini, bisa dikatakan gagal. Sebab, pendidikan selam ini tidak mampu mewujudkan cita-cita luhur kemerdakaan. Tanda-tanda adil secara merata, kesejahteraan, masih jauh karena pelaku keadilannya belum berorientasi sejak menjadi pelajar. Orientasi pendidikan saat ini, hanya memproduksi murid yang menjadi pegawai, baik negeri maupun swasta; buruh pabrik. Oleh karena pendidikan berorientasi pegawai, maka jadinya, hanya menjadi pegawai saja. Mereka yang menantikan tegaknya keadilan dan kesejahteraan hanya terus menanti. Orientasi pendidikan yang dimaksudkan adalah menciptakan peserta didik yang kreatif dan berdaya saing tinggi, serta memiliki akhlak yang baik. Orientasi pendidikan, lembaga pendidikan harus melahirkan cendekiawan yang menerangi, anak didik pemimpin dunia dan bangsanya yang mengutamakan keadilan dan kesejahteraan. Pendidikan yang menggerakan anak didik menjadi konglomerat yang berorientasi kepada kesejahteraan".Sejalan dengan itu, menurut Paulo Freire, dengan konsep pendidikan alternatif mencoba mengembalikan fungsi pendidikan sebagai alat yang membebaskan manusia dari berbagai bentuk penindasan dan ketertindasan, atau bisa disebut dengan usaha untuk "memanusiakan manusia" humanisasi. Dengan menggunakan pendekatan humanis, ia membangun konsep pendidikannya mulai dari konsep manusia sebagai subyek aktif. Manusia adalah makhluk praksis, yakni makhluk yang dapat beraksi dan berefleksi dengan menggunakan dari pandangan tokoh Pergunu, Asep Saifuddin Chalim dan Sang Inisiator gagasan pendidikan alternatif, Paolo Fiere adalah adanya spririt memerdekakan dalam setiap paradigma pendidikan menjadi sangat penting. Karena disitu nilai luhur kebangsaan akan terus terjaga, serta akan maju dan berkembang bersama atas nama bangsa dan negara. Bukan pendidikan yang justru menimbulkan kesenjangan antara di kaya dan si miskin, si birokrat dengan rakyat jelata. Jika orientasi pendidikan tidak didasari cita-cita kemerdekaan yang berkelanjutan, maka selamanya akan terbawa kedalam jurang komitmen semua pihak untuk menggerakkan ruh cita-cita kemerdekaan Indonesia dalam orientasi pendidikan nasional. Pemerintah selaku pemegang kebijakan harus konsisten dan adil terhadap paradigma pendidikan yang akan dijalankan. Berikan kepercayaan kepada masyarakat untuk tumbuh dengan karakteristik unik yang dimilikinya. Indonesia pernah memiliki sejarah sukses dalam mengembangkan pendidikan kerakyatan, yang mampu menjelma menjadi kekuatan kebangsaan sebagai paradigma pembebasan dari belenggu kolonialisme. Taman Siswa Ki Hajar Dewantara, memiliki orientasi khas keindonesiaan, dengan ciri pendidikan karakter dan kemandirian. Sekolah Kartini, mampu membangun spirit perjuangan emansipasi perempuan, tapi tetap menjujung nilai budaya keindonesiaan. Tak kalah hebatnya, Pendidikan pesantren yang sampai saat ini telah memiliki kontribusi besar terhadap perjuangan bangsa dan negara. Sudah sajauh mana sistem pendidikan kita, berkontribusi pada upaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan? Wallahu' adalah salah satu Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Pergunu

KementerianPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015 . × Beberapa berita dibahas untuk diambil hikmahnya dan digunakan sebagai motivasi dalam meraih cita-cita dan mencipta citra pribadi peserta didik. Jika kami maka guru kami akan memberikan sebuah pil berwarna putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas hujan, yang
UJIAN AKHIR SEMESTER DOSEN Dr. H. Purwadhi, CITA-CITA, TUJUAN DAN CAPAIAN PENDIDIKAN INDONESIA MASA ERA GLOBALISASI Di susun oleh Ida Nurhayati NIM 4103810311014 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG TAHUN 2012 CITA-CITA, TUJUAN DAN CAPAIAN PENDIDIKAN INDONESIA MASA ERA GLOBALISASI BAB I Pendahuluan Latar belakang 1 Laporan undp Mengenai menurunnya peringkat pendidikan Indonesia dari peringkat 65 pada tahun lalu menjadi 69 pada tahun ini cukup menyesakkan dada. Pasalnya, peringkat pendidikan menjadi tolok ukur kemajuan sebuah bangsa. Karena itu, dengan menurunnya peringkat pendidikan tersebut mudah dipahami jika kualitas manusia Indonesia pada umumnya rendah. Padahal, pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing’ atau competitiveness sebagai salah satu pilar visi pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah juga telah memperolah alokasi anggaran sebesar 20% dari APBN khusus untuk pendidikan. Berbagai kebijakan untuk mendukungnya juga telah dibuat, mulai dari perangkat yuridis, seperti Undang-Undang Guru dan Dosen, hingga kebijakan operasional seperti sertifikasi guru, PLPG, Program Pendidikan Guru PPG, Duel Mode, Sekolah Bertaraf Internasional SBI, Ujian Nasional dsb. Semua kebijakan tersebut hakikatnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Berita Kompas, 3/3/2011 2 Tujuan pendidikan Indonesia UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. dadisebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Visi dan misi pendidikan nasional telah menjadi rumusan dan dituangkan pada bagian “penjelasan” atas UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Visi dan misi pendidikan nasional ini adalah merupakan bagian dari strategi pembaruan sistem pendidikan. 3 Visi Pendidikan Nasional Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya system pendidikan sebaga pranata social yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. 4 Misi Pendidikan Nasional Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai berikut i. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; ii. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; iii. meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; iv. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan v. memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI. Rumusan masalah dan tujuan pembuatan makalah Dalam makalah ini masalah yang akan dirumuskan apakah CITA-CITA, TUJUAN DAN CAPAIAN pendidikan Indonesia masa era globalisasi dan bagaiman arah pendidikan indonesia sebagai suatu kebutuhan dan bekal dalam bermasyarakat Tujuan dalam makalah ini agar dapat memberi solusi dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan CITA-CITA, TUJUAN DAN CAPAIAN pendidikan Indonesia masa era globalisasi dan bagaiman arah pendidikan indonesia sebagai suatu kebutuhan dan bekal dalam bermasyarakat agar martabat dan hajat serta hak-hak azasi manusia terlindungi dan terjaga. BAB II ISI Pendidikan Indonesia salah arah Pendidikan di Indonesia dalam bentuk sekolah telah tercerabut dari akar kesejarahan sistem pendidikan nasional. Pendidikan di Indonesia sudah tidak lagi bertumpu pada nilai-nilai dasar pendidikan yang memerdekakan, pendidikan yang menyadarkan dan pendidikan yang memanusiakan manusia apalagi sampai mampu mengangkat manusia muda ke taraf insani. Pendidikan di Indonesia hanya berorientasi pasar. Pendidikan Indonesia sudah kehilangan arah. Buktinya, pemerintah sekarang sedang menggalakkan pendidikan tingkat satuan pendidikan menengah atas berbasis kerja, yaitu sekolah menengah kejuruan SMK. Selain itu dalam satu dekade terakhir ini di Indonesia, khususnya di daerah jabodetabek ini sedang sangat populer sekali yang namanya sekolah internasional. Trend ini pertama - tama dimmotori oleh sekolah - sekolah swasta yang mendeklarasikan institusinya sebagai sekolah internasioanl yang menggunakan bahasa inggris sebagai bangsa pengantar. Beberapa tahun kemudian, sekolah - sekolah negeri pun mulai mencanangkan diri sebagai sekolah berstandar internasional. Pemerintah berencana akan mengubah pola pendidikan Indonesia dengan perbandingan 70% untuk SMK dan 30% untuk sekolah menengah atas SMA. Lulusan SMA dalam pandangan pemerintah hanya menghasilkan lulusan tidak siap kerja kalau tidak mau disebut pengangguran. Maka, guna mengurangi angka pengangguran, pemerintah melakukan terobosan’ dengan menciptakan SMK. Lulusan SMK dalam pandangan pemerintah lebih siap untuk bekerja dan mengurangi pengangguran. Padahal sekolah sebenarnya bukan fase bekerja. Menurut Pak Tandyo–begitu orang menyapanya–sekolah itu bekal untuk menata hidup yang lebih baik Soetandyo Wignyosoebroto, Guru Besar Emeritus Universitas Airlangga Unair Surabaya. Pendidikan adalah proses hidup. Jadi pendidikan dalam bentuk sekolah bukan untuk bekerja. Pemerintah tidak berpikir jauh hanya menjadikan pekerja-pekerja instan yang jika sudah bekerja mudah juga untuk dikeluarkan. Lalu bagaimana dengan sekolah-sekolah internasional , dimana bahasa inggris menjadi bahasa wajib di kelas. Buku-buku teks pun menjadi bilingual, nilai TOEFL yang tinggi menjadi kewajiban bagi semua murid dan guru. Disaat sekitar 10% pelajar Indonesia duduk di bangku sekolah berkutat dengan bahasa inggris, sekitar 90% lainnya masih bersusah payah hanya untuk belajar baca dan menulis .maaf data ini tidak akurat, hanya perkiraan. Begitu penting kah kemampuan bahasa inggris itu daripada kemampuan 100% orang Indonesia untuk mampu baca dan menulis? Sebenarnya pelajar Indonesia itu hebat hanya kurang pada tingkat literasi saja, dan itu wajar buku-buku itu semakain mahal. Pendidikan Indonesia saat ini, pemerintah dan kita hanya fokus pada golongan minoritas, yaitu golongan menengah ke atas dan siswa - siswa yang berprestasi. Ini sebenarnya bagus, tetapi pemerintah dan kita lupa pada kaum menengah kebawah dan juga yang kurang berprestasi. Akibatnya banyak dari kalangan menengah kebawah dan siswa kurang berprestasi tidak mendapat banyak perhatian, padahal, merekalah yang seharusnya mendapat perhatian. Pemerintah dan kita harus mengakui, bahwa mereka adalah kaum mayoritas di Indonesia. Seringkali pemerintah dan kita meremehkan mereka, padahal mereka adalah kunci pembangunan negara ini. Jika kita ingin negara kita maju dan stabil, maka 100% orang Indonesia harus berpendidikan dan minimalnya bisa baca dan tulis. Pemerintah banyak menghabiskan uang untuk sekolah - sekolah unggulan, namun melupakan sekolah - sekolah lainnya. Bukankah lebih baik memiliki 100 sekolah internasional dengan fasilitas namun 900 sekolah lainnya mempunya kualitas buruk atau memiliki 100,000 sekolah dengan kualitas bagus dan 100% orang indonesia berpendidikan, untuk sekarang ini. Kecenderungan Masyarakat Dalam Era Informasi dan Globalisasi Menurut Badan Perputakaan Nasional, minat membaca masyarakat Indonesia masih 50 persen dan masih minim dibanding negara lain di Asia.Wtr2eck, 1989. Sehingga masih jauh bisa disebut masyarakat masa depan. Masyarakat masa depan adalah masyarakat Informasi Tilaar, 1990. Masyarakat semacam itu memerlukan anggota masyarakat yang dapat memilih dari segala macam alternative. Dengan tersedianya informasi manusia perlu menyusunnya agar dapat bermanfaat untuk mengungkapkan pemikirannya secara jelas. Sejalan dengan itu, buah pikiran yang jelas harus dapat dikomunikasikan secara efektif. Melihat hubungan kepada manusia dengan lingkungannya yang bukan bersifat konfrontatif dan menguasai, maka manusia harus memiliki pemahaman yang jelas tentang lingkungannya. Pendidikan lingkungan hidup, baik lingkungan social maupun lingkungan alam merupakan syarat mutlak bagi manusia abad sekarang. Selanjutnya dengan kemungkinan yang hampir tidak terbatas untuk memperoleh informasi, manusia mempunyai kesempatan luas untuk mengembangkan kemampuan serta potensi pribadinya. Minat baca di Indonesia ternyata tak sampai separuh dari jumlah penduduk Indonesia. Padahal membaca merupakan salah satu cara yang efektif untuk memperoleh informasi dengan mengembangkan kemampuan dan potensi pribadi dan dapat berkembang pesat. Berdasarkan pengalaman Rivai 1994 ada peserta lomba karya ilmiah yang sangat kreatif, inovatif, dan berkemampuan dan kritis. Mereka tidak segan melahap buku pelajaran untuk Perguruan Tinggi bila mereka perlukan. Selanjutnya menurut Rivai kelemahan penyuguhan – penyuguhan buku pelajaran di SMA adalah tidak terbinanya kemampuan anak didik untuk memberikan alternative pada permasalahan yang dihadapi. Sukar dicari produk pendidikan SMA yang mau, dapat, merasa yakin dan mampu menata diri secara otodidak. Padahal kemampuan itu sangat diperlukan pada era Globalisasi. Tantangan yang dihadapi sekarang adalah kurangnya minat baca masayarakat kita. Selain kurang minat membaca, kemampuan membacanya juga tidak tinggi. Membaca merupakan proses interaksi anatra pembaca, informasi yang dituangkan dalam teks, dan karektiristik isi. Tujuan dari membaca adalah membangun makna dari teks tersebut Jones 1985. Dari sudut pandang kognitif, pemahaman membaca merupakan proses yang kompleks dan tersusun dari proses – proses yang saling berkaitan. Cita-Cita, Tujuan Dan Capaian Pendidikan Indonesia “kualitas bukanlah tujuan- tetapi merupakan cara” Siegel dan Byrne 1994, jelas menyatakan persepsi tentang peranan sekolah dan pendidikan Tujuan primer dari gerakan restrukturisasi dari pendidikan saat ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Setiap gerakan pembaharuan memiliki karakteristik yang berbeda. Beberapa dari kualitas-kualitas ini bukanlah baru, namun secara pasti beberapa diantaranya di daur ulang dengan cara melakukan modifikasi dan pelabelan kembali untuk suatu tingkatan yang membuat kualitas tersebut tidak diakui oleh sebagian besar orang. Pendidikan berdasarkan hasil akhir atau prestasi adalah sebuah contoh yang baik. Pemerintah dan para pengembang kurikulum sepakat bahwa, dalam satu bentuk atau yang lain, pengembangan kurikulum untuk pendidikan itu meliputi identifikasi tujuan pendidikan. Pengembang kurikulum perlu membedakan antara beberapa istilah yang digunakan untuk mengekspresikan hasil yang diinginkan. Di antara hasil pendidikan atau harapan, maksud, dan tujuan.” 1 CITA-CITA Dari berbagai jenis pendidikan, cita-cita yang paling umum adalah pendidikan seumur hidup yang berarti memberikan arah jangka panjang bagi siswa. Sebagian ditulis untuk tujuan kelompok, sebagian untuk individu. Sebuah contoh yang baik dari maksud pendidikan adalah tujuh urutan prinsip Pendidikan Menengah. Seperti peta jalan lintas-negara, bertujuan membantu kita menuntun kehidupan kita pada umumnya dan tidak dapat dicapai sepenuhnya. 2 TUJUAN Tujuan pendidikan adalah harapan kelompok dan memerlukan waktu mungkin berminggu-minggu, bulan, atau bahkan bertahun-tahun untuk mencapainya. Tujuan berbeda dari cita-cita dalam arti bahwa mereka dapat dicapai, namun banyak juga yang tidak tercapai. Sebuah sekolah tinggi mungkin memiliki tujuan suatu perusahaan, yang nilai prestasi rata-rata untuk semua kelas yang diuji tahun depan akan sama atau melampaui rekan-rekan mereka pada tes tahun ini. Untuk tujuan yang berorientasi kelompok, keberhasilan pencapaian tujuan tidak memerlukan keberhasilan dari masing-masing siswa. 3 CAPAIAN Untuk menghindari kebingungan kita akan menggunakan istilah capaian untuk mengacu pada apa yang diharapkan siswa sehari-hari. Kita juga bisa menggunakan capaian kinerja berjangka, untuk setiap capaian yang mengacu pada kemampuan siswa melakukan tugas-tugas yang dipilih dalam satu atau lebih cara secara spesifik. Sebagaimana Wulf dan Schane 1984, mengatakan, " ada hasil yang tidak terduga atau kejutan karena kedua belah pihak telah sepakat atas produk akhir.” Ketika siswa mengetahui hasil yang diharapkan., mereka biasanya menjadi lebih terlibat dalam tugas-tugas mereka Unger, 1994. Karena capaian kinerja adalah yang paling spesifik dari semua harapan pendidikan, capaian tersebut harus ditulis dalam bentuk yang lengkap. Bagian-bagian berikut memperkenalkan teknik untuk menulis capaian kinerja. Pada dasarnya Indonesia sudah mempunyai itu tetapi entah kenapa itu tidak menyerap kepada seluruh aspek yang terkait pada pendidikan termasuk masyarakat dan pemerintah. Indonesia sudah punya tujuan pendidikan, visi pendidikan juga misi pendidikan. Hanya saja menurut laporan UNDP Nopember 2011, Indonesia kini berada di peringkat 124 jauh dibangding dengan beberapa Negara ASEAN lainnya. Norwegia, Australia, dan Belanda menempati tempat teratas negara terbaik di dunia tahun ini didasarkan pada kriteria kesehatan, pendidikan, dan pendapatan, yang dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia IPM. Yang juga masuk sepuluh besar terbaik daftar yang dikeluarkan badan PBB untuk masalah pembangunan UNDP ini adalah Amerika Serikat, Selandia Baru, Kanada, Irlandia, Jerman, dan Swedia. Namun ketika daftar ini disusun ulang didasarkan pada kriteria pemerataan kesehatan, pendidikan, dan pendapatan di dalam negeri, beberapa negara maju terpental dari daftar sepuluh terbaik. AS misalnya turun dari posisi empat ke posisi 26 sementara Korea Selatan turun dari posisi 15 ke posisi 32. AS turun jauh karena faktor pemerataan pendapatan. UNDP mengatakan IPM mengalami kenaikan besar sejak 1970 yang berarti ada kemajuan besar di bidang kesehatan, pendidikan, dan pendapatan di seluruh dunia. Catatan UNDP menunjukkan 72 negara mengalami perkembangan pesat dalam lima tahun terakhir. Mereka adalah Kuba naik sepuluh peringkat ke posisi 51, Venezuela, dan Tanzania. Kedua negara ini masing-masing naik tujuh posisi ke peringkat 73 dan 152. UNDP juga mencatat dua negara mengalami penurunan, yaitu Kuwait turun delapan posisi ke peringkat 63 dan Finlandia turun tujuh posisi ke peringkat 22. Seperti dikutip dari BBC, dari 187 negara yang disurvei, Indonesia berada di peringkat 124, jauh di bawah Brunei posisi 33 dan Malaysia 61. Namun pencapaian Indonesia masih lebih baik dibandingkan Vietnam peringkat 128, Laos peringkat 138, dan Burma peringkat 149. Survei UNDP ini menempatkan Republik Demokratik Kongo, Niger, dan Burundi di tempat terbawah. Harapan Pendidikan Indonesia Sebagai seorang pendidik, saya merasakan betul dunia batin siswa kita pada umumnya saat ini. Mungkin hanya sedikit di antara mereka yang memegang nilai idealisme, selebihnya lebih pragmatis. Sekadar ilustrasi ada seorang kawan yang mengadakan survei mengenai sosok dosen yang diidealkan. Hasilnya sungguh di luar dugaan. Sosok dosen ideal adalah yang santai, tidak banyak tugas dan memberi nilai murah. Sebaliknya, yang dibenci adalah yang konsisten, disiplin, banyak tugas dan nilainya mahal. Gambaran demikian sesungguhnya merupakan pantulan berkembangnya sikap pragmatisme di kalangan mahasiswa kita. Karena itu, adalah tugas kita semua untuk meluruskan maksud dan niat suci kegiatan pendidikan. Pendidikan bukan sekadar upaya atau sarana orang mencari pekerjaan, melainkan sebuah proses pendewasaan diri untuk bisa hidup bermartabat. Karena merupakan proses pendewasaan diri, maka pendidikan tidak akan pernah berakhir, sekalipun yang bersangkutan telah mapan secara material dalam hidupnya education is life long. Dengan demikian, pendidikan bukan alat means melainkan tujuan ends. Serbagian besar masyarakat kita menganggap pendidikan merupakan alat atau sarana means mencapai tujuan, sehingga begitu tujuan diraih, malka berakhir pula kegiatan pendidikan tersebut. Selain meluruskan tujuan dan niat pendidikan, tugas kita semua juga ntuk menyadarkan bahwa pendidikan merupakan kegiatan kolektif yang melibatkan banyak unsur, mulai siswa itu sendiri, masyarakat, orangtua, pendidik, sarana dan prasarana, manajemen, beaya pendidikan, proses belajar mengajar, hingga campur tangan pemerintah. Belajar dari negara-negara yang sudah maju, kita bisa mengambil pelajaran berharga betapa pendidikan merupakan hajat semua orang. Karena itu, maju dan mundurnya pendidikan merupakan tanggung jawab semua orang. Sebaliknya, di masyarakat kita pendidikan seolah hanya merupakan tanggung jawab guru atau sekolah dan pada tingkat negara pendidikan hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan. Jika demikian cara pandangnya, maka sampai kapan pun pendidikan kita tidak akan pernah bisa semaju sebagaimana di negara-negara yang telah mencapai prestasi puncak dalam pendidikan. Di tengah-tengah hiruk pikuk perpolitikan nasional kita saat ini - dan tampaknya akan terus berlangsung lama - perhatian pemerintah pun bisa tersedot pada hal-hal lain di luar tujuan pendidikan. Karena itu, wajar jika nilai atau prestasi kualitas pendidikan kita menurun dan sulit sekali bangkit dari peringkat 60- 70. Mengatasi permasalahan pendidikan pada saat ini dan di masa mendatang Di Indonesia sebenarnya sudah secara formalitas sudah sangat hebat, secara tertulis rujukan standarisasi pendidikan pun sudah dilakukan, malah mengarah pada reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan agar pendidikan dapat berjalan lebih etektif dan efisien mencapai tujuan pendidikan nasional. Hanya saja reformasi pendidikan adalah proses yang kompleks, berwajah majemuk dan memiliki jalinan tali-temali yang amat interaktif, sehingga reformasi pendidikan memerlukan pengerahan segenap potensi yang ada dan dalam tempo yang panjang. Betapa kompleksnya reformasi pendidikan dapat difahami karena tempo yang diperlukan amat panjang, jauh lebih panjang apabila dibandingkan tempo yang diperlukan untuk melakukan reformasi ekonomi. Setidaknya sekarang sudah ada keinginan pemerintah dan masyarakat untuk melakukan minimal perbedaan pada tingkat implementasi menjadi lebih baik itu sudah sangat hebat. Apalagi mampu mengambil keputusan agar pendidkan di Indonesia mampu melahirkan manusia yang berperan dan mengendalikan globalisasi. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia 1 Berkomitmen pada Cita-Cita, Tujuan Dan Capaian Pendidikan Indonesia 2 Melaksanakan bahwa pendidikan itu harus i Pendidikan harus mampu mengembangkan peserta didik yang memiliki kemampuan antisipasi ANTICIPATE ii Pendidikan harus mampu mengakomodasi perkembangan IPTEK ACCOMMODATE iii Pendidikan harus mampu melahirkan peserta didik yang mengerti dan mampu mengatasi situasi COPE iv Pendidikan harus mampu melahirkan peserta didik yang mampu mereorientasi perubahan yang terjadi REORIENT 3 Menyikapi dengan bijaksana bermunculannya model-model pendidikan untuk tetap Berkomitmen pada Cita-Cita, Tujuan Dan Capaian Pendidikan Indonesia 4 memusatkan pada empat dimensi Dimensi Kultural-Fondasional, dimensi Politik-Kebijakan, dimensi Teknis-Operasional, dan dimensi Kontekstual BAB III PENUTUP A. Perhatian utama pendidikan di era globalisasi adalah untuk mempersiapkan hidup dan kerja bagi masyarakat. Nilai-nilai keluarga hendaknya tetap dilestarikan dalam berbagai lingkungan pendidikan. B. Paradigma baru pembelajaran ini memberikan peluang dan tantangan yang besar bagi perkembangan profesional, baik pada preservice dan inservice guru-guru kita. C. Hambatan – hambatan dalam pengembangan kurikulum khususnya pada guru. Guru yang kurang berpartisipasi dalam mendesain pengembangan kurikulum karena kurangnya waktu, kekurangkesesuaian pendapat antara guru maupun dengan sekolah atau administrator, karena kemampuan dan pengetahuan guru itu sendiri, hambatan yang lain datangnya dari masyarakat baik dalam pembiayaan maupun umpan balik dari masyarakat terhadap pendidikan dan kurikulum yang berlangsung. D. Fungsi pendidikan dahulu dan sekarang sudah berubah, dalam masyarakat dahulu persekolahan berfungsi untuk memelihara dan meneruskan nilai nilai yang ada sejak dahulu. Sedangkan masa sekarang pendidikan sekarang didasarkan pada filsafat pendidikan, cita-cita, tujuan dan capaian yang jelas SARAN Segeralah system pendidikan Indonesia dirubah sesuai dengan cita-cita, tujuan dan capaian pendidikan Indonesia, dan implementasikan dengan amanah. Jangan sampai kita terlalu melihat pencitraan sehingga hanya mengupyakan masyarakat minoritas, tetapi segeralah kita menyeimbangkan kebutuhan mayaoritas dengan minoritas. Seperti bukan tidak boleh pemerintah membuat sekolah-sekolah kejuruan tetapi mereka jangan dijadikan alat untuk membodohi rakyat, atau bukan tidak boleh ada RSBI-RSBI tetapi semua masyarakat telah siap dengan keberadaanya, jangan sampai masih ada yang buta baca, buta hitung, sekoalh-masih banyak yang ambruk, tetapi kebutuhan RSBI yang sangat besar biayanya tetap jalan terus tanpa ada evaluasi ulang. Semoga pemerintah segera menyadari bahwa pendidikan itu mampu membantu manusia memberikan peran yang terbaiknya di era globalisasi ini DAFTAR PUSTAKA Diakses pada tanggal 6 februari 2011. ESTU DYAH DKK, MAKALAH Curriculum Development for Education Reform Chapter 6 yang berjudul Aims, Goals and Objectives yang ditulis oleh Kenneth Hansen. 2012 BangsaIndonesia tidak cukup puas hanya dengan kemerdekaan yang telah diperoleh, bangsa Indonesia juga ingin hidup aman,tertib tentram, dan sejahtera. Prinsip dasar yang dipegang teguh dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia harus berpedoman kepada UUD 1945, dan meperhatikan semangat kedaulatan rakyat serta berdasar pada Pancasila.. Setiap orang tentu ingin ada kemajuan dalam hidup. Salah satu di antaranya adalah di bidang pendidikan. Apakah kamu setuju?Nah, gak ada salahnya sejenak kamu mengingat kemajuan yang dicapai dalam pendidikanmu. Kalau selama ini kamu merasa belum maksimal, alangkah baiknya untuk berupaya agar apa yang di cita-citakan tercapai. Ada beberapa upaya dapat dilakukan agar maju dalam pendidikanmu. Yuk, simak di bawah ini1. Banyak membaca bukuilustrasi membaca minat membaca bukan perkara mudah. Apalagi jika kamu tidak hobi membaca. Namun, sebagai pelajar kamu harus meluangkan waktu untuk membaca pelajaran atau materi kuliah meski hanya sebentar. Lakukan kegiatan ini secara rutin dan akhirnya akan menjadi membaca buku pelajaran atau materi kuliah kamu bisa membaca buku lain sesuai minat dan kesenanganmu. Dimulai dari membaca topik yang ringan kemudian meningkat. Dengan demikian wawasan pengetahuanmu akan bertambah dan lebih Perbaiki circle pertemananilustrasi circle pertemanan teman banyak memang menyenangkan. Namun, perlu diingat ada teman yang memberi dampak positif atau sebaliknya. Coba untuk flashback bagaimana lingkungan pertemananmu belakangan ini, apakah teman-temanmu memberi dampak positif. Atau kamu malah terjebak dalam lingkungan pertemanan yang kamu merasa lingkungan pertemanan tidak memotivasimu untuk menjadi manusia yang lebih baik. Gak ada salahnya kamu menjauh dari mereka. Dan berteman dengan orang baru yang menurut kamu bisa memberi pengaruh positif. Baca Juga 5 Alasan Seseorang Bertahan dalam Pertemanan yang Beracun 3. Stop mengerjakan tugas dengan kebut semalam ilustrasi mahasiswa belajar waktu mengerjakan tugas adalah kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Jika kamu termasuk yang suka menunda-nunda tugas, mulai saat ini hentikan kebiasaan tersebut. Kamu harus memunculkan kemauan dalam diri untuk berhenti mengulur waktu mengerjakan tugas, apalagi dengan sistim kebut disadari kebiasaan buruk tersebut hanya akan membuat kondisi fisikmu memburuk dan jam tidurmu berkurang. Yang lebih parah lagi hasil tugas yang dikerjakan gak maksimal karena dilakukan secara Mengikuti seminar atau kegiatan sejenisilustrasi mengikuti seminar kamu termasuk orang yang berkepribadian pasif di kelas atau di kampus? Kamu tidak pernah mengikuti kegiatan yang diadakan. Jika demikian kamu harus mengubah kebiasaan tersebut karena akan merugikan saat ini coba untuk terjun dalam berbagai kegiatan, seperti seminar, organisasi, ekstrakurikuler, dan kegiatan lain. Dengan mengikuti kegiatan maka kamu dapat bertukar pikiran dengan teman sebayamu. Kamu akan menjadi pribadi aktif dan menyukai diskusi sehingga cara berpikir menjadi terbuka dan kritis. 5. Kejar beasiswa atau mencoba student exchangeilustrasi student exchange dalam program beasiswa adalah cara memudahkan langkahmu untuk meraih kesuksesan dalam pendidikan. Kamu dapat menuntut ilmu tanpa mengeluarkan biaya. Selain mengejar beasiswa kamu bisa mencoba program pertukaran pelajar atau student exchange. Manfaatnya adalah, bisa jalan-jalan ke luar negeri, mengasah kemampuan bahasa Inggrismu, mengenal kebudayaan negara lain, hingga mempunyai banyak teman dari berbagai negara. Pokoknya jika kamu ikut dalam program ini akan mendapatkan banyak upaya di atas dapat kamu terapkan. Mulailah peduli dengan pendidikan dan susun rencana untuk menggapai cita-citamu. Karena lewat pendidikan kamu akan memberi hal positif orang sekitarmu. Terutama apa yang jadi cita-citamu akan tercapai. Baca Juga Lebih Mandiri! 5 Alasan Mengapa Pendidikan Penting Bagi Perempuan IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Lebihdari itu, pendidikan bertujuan meningkatkan sumber daya manusia dan mencetak generasi bangsa yang cerdas. Pendidikan memegang peranan penting di dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara karena disinilah cita-cita dan masa depan generasi penerus bangsa diletakkan. Hadirin yang berbahagia,
â€ș Humanioraâ€șPendidikan Belum Mewujudkan... Pendidikan nasional belum mewujudkan cita-cita mencerdaskan bangsa. Pendidikan pascareformasi justru dirasa semakin mahal dan belum berkeadilan. Oleh ESTER LINCE NAPITUPULU 4 menit baca KOMPAS/ ESTER LINCE NAPITUPULUSuasana peluncuran buku berjudul Pendidikan Rusak-rusakan edisi revisi yang ditulis pemerhati pendidikan Darmaningtyas kiri di Jakarta, Kamis 4/8/2022. Pendidikan pascareformasi dinilai belum mewujudkan cita-cita konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan KOMPAS — Pendidikan Indonesia belum mengarah pada cita-cita konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahkan, pascareformasi pendidikan dinilai rusak-rusakan akibat komersialisasi, liberalisasi, dan politisasi pendidikan di Yayasan Suluh Nuswantara Bakti Pontjo Sutowo dalam acara bedah buku bertajuk Pendidikan Rusak-Rusakan di Jakarta, Kamis 4/8/2022, mengatakan, tugas konstitusi pemerintah dalam pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, negara harus hadir untuk pembangunan pendidikan nasional berkualitas dan berkeadilan. ”Mengutip dari Daoed Joesoef, ada dua cara untuk melumpuhkan suatu negara yakni dengan konflik berkepanjangan dan pendidikan anak bangsa yang diabaikan," kata pendidikan Darmaningtyas menuliskan kondisi pendidikan Indonesia itu dalam buku berjudul "Pendidikan Rusak-rusakan" Edisi Revisi. Di edisi revisi kondisi pendidikan yang disorot dari tahun 1998 hingga saat ini atau pascareformasi. Darmaningtyas mengatakan, pendidikan dasar, menengah, hingga tinggi berkualitas justru semakin mahal. Padahal, pendidikan jadi salah satu cara untuk mobilitas juga Kesenjangan Mutu dalam Rapor Pendidikan Indonesia"Di pendidikan dasar hingga menengah, komersialisasi dan kapitalisasi, serta politissasi guru oleh pemda menyebabkan disorientasi arah pendidikan. Desentralisasi pendidikan belum membawa makna berarti untuk kualitas pendidikan," kata perguruan tinggi, justru komersialisasi, privatisasi, liberalisasi, dan orientasi pada gelar. Pengelolaan kampus di PTN yang berstatus badan hukum seperti bisnis. Berkuliah makin mahal."Yang terasa juga politisasi dan proses agamanisasi di lingkungan pendidikan yang mengancam keberagaman di negeri ini," ujar LINCE NAPITUPULUPelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemdikbudristek, Nizam kedua dari kiri, memantau pelaksanaan UTBK tahun 2022 di kampus UI di Salemba, Jakarta Pusat, Rabu 18/5/2022.Otonomi daerah yang diharapkan menjadi jembatan untuk mempercepat pemerataan, kenyataannya justru menciptakan kesenjangan. Ada pemda yang berkomitmen kuat pada kemajuan pendidikan di daerahnya dan ada yang Darmaningtyas, masih ada ketidakadilan dalam memajukan pendidikan di sekolah-sekolah. Ada sekolah favorit yang diperlakukan istimewa dengan kucuran anggaran yang besar. Sementara sekolah pinggiran mendapatkan dukungan yang di Indonesia dirasakan semakin mahal. Padahal, ada tugas negara untuk menggunakan pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa"Kita memang tetap butuh sekolah yang mampu mendukung daya saing anak bangsa di dunia. Untuk itu, pendidikan berkualitas tinggi memang butuh biaya besar. Namun, harus ada juga perhatian yang sama besarnya untuk membuat sekolah pinggiran juga punya kualitas yang baik," kata SRI KUMOROSiswa SD Negeri Malasari 01 mengoperasikan komputer jinjing atau laptop di ruang kelas di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 9/4/2022. Pemerataan konektivitas digital bagi siswa sekolah sebenarnya bisa menjadi salah satu cara dalam memangkas kesenjangan kualitas menilai, kebijakan pendidikan di bawah Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim sering gonta-ganti tidak jelas. Kebijakan hanya ganti nama namun tidak mengubah esensi. Seperti sekolah penggerak yang dinilai sebagai ganti rintisan sekolah bertaraf internasional. Ada juga guru penggerak yang membuat pelatihan guru tetap juga terbatas."Tata kelolanya tertutup. Salah satunya, penyusunan RUU Sistem Pendidikan Nasional. Begitu diprotes dikatakan baru tahapan, tapi kok sudah disosialisasikan," ujar juga Masih Tahap Awal, Diskusi RUU Sistem Pendidikan Nasional Sudah MenghangatSusetya Herawati, Penggiat Budaya Yayasan Suluh Nuswantara Bakti mengatakan, pendidikan di Indonesia dirasakan semakin mahal. Padahal, ada tugas negara untuk menggunakan pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. "Tapi sekarang di PTN ada jalur mandiri, biaya kuliah semakin mahal," kata kata Susetya, tidak hanya untuk menguatkan keilmuan anak bangsa. Ada peran untuk pembentukan karakter bangsa guna mengukuhkan kebangsaan yang berkeadilanSementara itu, Ketua Yayasan Cahaya Guru Henny Supolo mengatakan, hakekat pendidikan berkeadilan masih jauh dari kenyataan. Pendidikan kian eksklusif untuk kelompok kaya. Pendidikan hanya sebagai alat reproduksi kelas A HANDOKOPelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri I Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, pulang melalui jalan baru menuju perbatasan Indonesia-Negara Bagian Serawak, Malaysia Selasa 9/8. Sejak dibuka jalan antara Sambas dan Sajingan Besar sejauh 87 kilometer pada 2002, ekonomi masyarakat perbatasan Sambas terus meningkat sehingga turut mendongkrak aktivitas dan kualitas pendidikan."Realitas ini mengerikan. Karena pada saat yang sama, potensi anak bangsa dipersempit. Fungsi pendidikan untuk mengubah nasib masyarakat jadi semakin jauh," ujar Puti Sarasvati, Dosen Universitas Sampoerna Jakarta mengatakan, terkait isu guru, penting untuk mewujudkan otonomi guru. "Otonomi guru itu seperti cita-cita profesi di bidang kesehatan. Seperti dokter dapat menetukan obat dan kapan jadwal operasi pasien. Namun, hal itu butuh sosok guru profesional," kata juga Pelatihan dan Otonomi Guru Menjadi KunciMembentuk guru profesional butuh modal sebagai manusia yang cerdas dan berkarakter, modal sosial dengan lingkungan kerja yang mendukung guru untuk berkembang, serta modal decisional yang membuat guru mampu mengambil keputusan tepat."Namun, dari studi kami, bagaimana guru-guru SD belajar mengajar, penguatan yang seharusnya sudah dari pendidikan guru di LPTK atau pre-service, nyatanya belum kuat," kata Dhitta yang aktif membantu pelatihan guru SD dalam pembelajaran matematika dan membaca. . 499 435 218 416 168 20 210 234

cita cita bangsa indonesia dalam bidang pendidikan akan tercapai jika